21.4.11

Titik setelah koma

saya yang memulai cerita ini tapi bukan saya yang mengakhirinya, yang jelas selama ini semua usaha sudah dilakukan, tak pernah mengerti jalan cerita yang kemaren saya tulis sendiri, ya saya mengaku kalah, hati sudah benar-benar lelah kali ini. katakanlah saya sebagai pecundang

dahulu memang cinta
dahulu memang suka
dahulu memang sayang
dan sekarang benar-benar sama seperti dulu.titik tanpa koma
berhenti lah membual didepan orang, sudah cukup saya melakukan itu semua, saatnya menghentikan kebodohan ini, saya anak beringus tidak tahu apakah semua ini sebuah kenyataan atau sekedar mimpi buruk yang datang diawal.tengah.akhir tidur pendek saya. 
banyak kebodohan yang saya perbuat, ya semuanya sadar dan jijik melihat semua kebodohan itu, kamu hanya tertawa renyah saja dipunggung orang, padahal harusnya kamu lah yang mengangkat saya agar semua orang berhenti menertawakan dan menaruh titik bukan koma dimulut mereka. 
sering saya bertanya apakah yang akan terjadi dimasa depan nanti, apakah mungkin suatu saat nanti saya hanya berjalan ditempat terang tetapi berlaga seperti orang yang tak punya mata, tidak bisa membedakan apakah itu koma atau titik. pikiranpun berputar dan berputar tak karuan saya tak tahu benar apa yang ada didepan saat ini. saya benci keadaan seperti ini, saya sadar tidak ada yang abadi didunia ini semua nya hanya semu tidak sempurna selalu dikelilingi kekurangan, manusia hanya merencanakan apa yang ingin dia lakukan namun Alloh SWT yang memutuskan semua rencana itu berhasil atau tidak dan itu semua itu mutlak seperti kekuatan titik.
kemaren saya berniat menjaga hati saya untuk satu orang saja.titik, tapi ternyata rencana itu berubah, koma melanjutkan kata-kata saya, sekarang tidak ada yang perlu dijaga karena memang tidak ada yang perlu diberi hati, semuanya sama saja selalu menggunakan titik tidak menggunakan koma baris satu dua dan tiga langsung saja ketitik ya titik tempat orang berhenti mengatakan apa yang belum semua dikatakan.
saya begitu kesal pada diri sendiri, kesal dengan tindak tanduk yang tidak jelas apa manfaat ini semua, sekarang saya akan membisikan sesuatu, saya menunggu disini, ya menunggu seseorang yang bisa membuat saya hidup kembali, karena sekarang saya mati seperti titik, hati benar-benar mati. saya perlu sebuah kalimat dari seseorang untuk melanjutkan semua ini, karena saya telah menaruh titik di cerita ini.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Share/Bookmark

2 comments:

nadia mengatakan...

Simpan titik yang telah dibuat dan dilalui lalu tutup pintunya. Mari kita membuka pintu selanjutnya untuk menemukan berbagai macam koma sampai akhirnya kita menmukan titik yang sesungguhnya. Dengan begitu perjalanan kita akan terasa sangat ramai..(^_^)

Unknown mengatakan...

titik, memang harus dimulai dengan paragraf baru, andai awal paragraf itu mudah untuk ditemukan mungkin saya udah memulainya dari dulu...
makasih buat komentar sma sarannya :D

Posting Komentar