13.11.10

Ikan Yang Berhenti Bernyanyi


ayam berkokok 
kucing mengeong
anjing menggonggong
singa mengaum
ikan??
Inilah hasil karya dari sebuah rintihan tengah malam, tidak jelas dan tidak karuan, hanya tetap mencoba untuk tetap eksis berkarya demi diri sendiri. Cara yang paling mudah untuk menyenangkan hati
Sebenarnya suara apa yang bisa ikan keluarkan? Tanyakan pada bapak ibu guru semua mejawab tidak tahu, bertanya pada ikan secara langsung akan menjadi sebuah hal yang bodoh dan keliru. Sya kira ikan bisa bernyanyi, bernyanyi untuk dirinya sendiri dan untuk meramaikan suasana laut yang selalu dingin. Tapi suatu hari salah satu ikan berhenti bernyanyi, dia berkata “ ngapain bernyanyi terus? Ada gunanya gitu?” semua teman – teman ikan yang lain kemudian diam seribu bahasa, seluruh isi lautan menjadi sangat sunyi sepi. Ikan kecil berkata dengan lantang “kita harus tetap bernyanyi, laut menjadi sepi” tak ada yang mendengarkannya sama sekali, si ikan kecil menangis tersendu-sendu dibalik karang, dia merasakan sangat kesepian, sangat kesepian, hingga akhirnya stress dan mati kelaparan.
Raja ikan menyampaikan pidatonya di tengah-tengah rakyat ikan, dia ingin menyampaikan solusi dari masalah yang tengah melanda dunia bawah air. “wahai para ikan yang ada dilaut,danau,sumur,kali,aquarium dan restoran, tidak ada yang salah dengan keputusan semuanya untuk berhenti bernyanyi tapi kenapa semuanya jadi berhenti makan juga, ayo semua nya makan, nggak usah ngurusin masalah bernyanyi, biarin manusia aja yang bernyanyi okok, sekian wassalam” mendengar perkataan sang raja semua ikan bersorak sorak gembira, dan semuanya masih tetap pada pendiriannya untuk tidak bernyanyi lagi.
SEKIAN
Tamat!!


Share/Bookmark

Memasang Share Button

hallo semua, hanya ingin berbagi sedikit pengetahuan aja nih tentang cara memasang share button, apa itu share button? share button adalah salah satu fitur yang berfungsi untuk membantu pengunjung menyebarkan artikel dan yang lainnya yang ada pada blog kita ke facebook, twitter, my space dan kawan-kawan lainnya,sedangkan untuk yang empunya blog, share button bisa digunakan untuk membantu dalam mempromosikan blognya, ya kurang lebih seperti itulah sedikit tentang share button. ok mari langsung saja ke pokok permasalah, bagi anda yang tidak suka mengotak-atik kode HTML sya sarankan untuk memakai share button yang sudah  disediakan oleh pihak blogger.

cara memasang
1. login ke blogger
2. masuk ke menu rancangan (design) lalu pilih elemen halaman (page elements)


3. klik link EDIT pada area post, bagian kanan bawah seperti gambar di bawah ini


4. lalu akan muncul pop up , kemudian centang pada pilihan tampilkan tombol berbagi (show share button)


5. kemudian klik simpan (save)

 nah itu share button yang tersedia pada blogger. Tapi apabila dari teman-teman sekalian suka mengotak-atik kode HTML ataupun memang suka yang rumit-rumit karena memang hidup ini sudah rumit, ada ilmu yang ingin sya bagikan yg sya dapat dari http://www.addtoany.com/buttons/for/blogger 

1. masuk ke blogger
2. go to layout kemudian edit HTML
3. untuk jaga-jaga takut ada kesalahan, silahkan download dulu template teman-teman.kalo sudah silahkan centang expand widget templates
4. didalam template code cari kode  agar lebih mudah dalam pencarian gunakan ctrl-f
5. kalo kode di atas sudah ketemu langsung copy kode ini tepat dibawahnya





6.terakhir save template. dan jadi nya seperti punya blog sya


Share/Bookmark

nah itulah sedikit ilmu yang bisa sya bagikan semoga bermanfaat dan teruslah berkarya demi indonesia :)) 



Share/Bookmark

Definesi Literasi Informasi Dari Berbagai Sumber

Pengertian literasi informasi yang sering dikutip adalah penegrtian literasi informasi dari American Library Association (ALA) :
information literacy is a set of abilities requiring individuals to “recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”.
Artinya, literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi seara efektif dan etis. (dalam Naibaho, 2007: 7-8)

Pengertian literasi informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah kemelekan terhadap informasi.
Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz (2004:356) mendefenisikan literasi informasi sebagai berikut: Information literacy is skilll in finding the information one needs, including and understanding of how libraries are organized, familiarity with resource they provide (including information formats and automated search tools), and knowledge of commonly used techniques. The concept also includes the skills required to critically evaluate information content and employ it affectively, as well as understanding of the technological infrastructure on which information transmission is based, including its social, political, and cultural context and impact. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber daya yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi) dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi. Hal ini termasuk kemampuan yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif seperti pemahaman infrastruktur teknologi pada transfer informasi kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik dan budaya serta dampaknya.
Menurut Shapiro (1996:31) Information literacy is refer to a new liberal art that extends from knowing how to use computers and access information to critical reflection on the nature of information itself, its technical infrastructure, and its social, cultural and even philosophical context and impact. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi ditujukan sebagai sebuah seni liberal baru dalam rangka mengetahui bagaimana menggunakan komputer, mengakses informasi dan berpikir secara kritis dalam informasi mereka, infrastruktur teknologi dalam kontes sosial, budaya, konteks filosofi dan dampaknya.
Menurut Bundy dalam Hasugian (2009:200) “Literasi informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan memanfaatkan informasi”. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas dalam laporan penelitian America Library Association’s Presidental Commite on Information Literacy (1989:1) dikatakan bahwa “information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectivelly the needeed information”. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya.
Berdasarkan perspektif pendidikan oleh Bruce (2003:3) dikatakan bahwa “Information Literacy defines as the ability to access, evaluate, organise and use information in order to learn, problem-solve, make decisions in formal and informal learning contexts, at work, at home and in educational settings”. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi merupakan sebuah kemampuan dalam mengakses, mengevaluasi, mengorganisir dan menggunakan informasi dalam proses belajar, pemecahan masalah, membuat suatu keputusan formal dan informal dalam konteks belajar, pekerjaan, rumah maupun dalam pendidikan.
Berdasarkan berbagai defenisi literasi informasi yang diuraikan di atas maka defenisi literasi informasi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi yang berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah.
Model literasi informasi
The Big 6 (An Information Problem-Solving Process)
Model literasi ini dikembangkan oleh dua pakar bernama Robert E. Berkowitz dan Michael B. Eisenberg pada tahun 1987. Berkowitz dan Eisenberg menamai model literasi informasi ini dengan the Big 6. Model literasi ini telah banyak digunakan di seluruh dunia antara lain Amerika Serikat, Italia, Belanda, Afrika Selatan, Taiwan, Selandia Baru dan Indonesia. The Big 6 terdiri dari 6 keterampilan dan 12 langkah. Tiap-tiap keterampilan memiliki beberapa langkah yaitu:

1. Task define
- Define the information problem
- Identify information needed
2. Information Seeking Strategies
- Determine all possible sources
- Select the best sources
3. Location and Access
- Locate sources (intellectually and physically)
- Find information within sources
4. Use of Information
- Engage (e.g., read, hear, view, touch)
- Extract relevant information
5. Synthesis
- Organize from multiple sources
- Present the information
6. Evaluation
- Judge the product (effectiveness)
- Judge the process (efficiency) (Eisenberg, 2007:1)
Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas diketahui bahwa model literasi the big 6 memiliki 6 keterampilan yaitu merumuskan masalah; strategi pencarian informasi yang mencakup menentukan dan memilih sumber informasi yang tepat; mengalokasi dan mengakses informasi sehingga dibutuhkan alat pencarian informasi misalnya OPAC; memanfaatkan informasi yang bisa dilakukan dengan membaca, mendengar, meraba; mensintesis informasi yang dapat dilakukan dengan cara menggorganisasi dan mempresentasikan informasi tersebut dan terakhir mengevaluasi informasi yaitu dalam mengevaluasi hasil yaitu efektifitasnya dan proses yaitu efisiensinya. Model the big 6 ini sangat bagus digunakan dalam memecahkan masalah, pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan.


Daftar pustaka

Share/Bookmark

Pencegahan Kerusakan Bahan pustaka

perpustakaan adalah tempat penyimpanan koleksi buku dan majalah, dan seiring berkembangnya jaman dan teknologi  banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP,tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet. Yang mana semua itu merupakan komponen penting dalam sebuah perpustakaan yang disebut dengan bahan pustaka. Setiap bahan pustaka harus dilestarikan karena mempunyai nilai informasi yang mahal, Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya. Pemeiharaan dan pencegahan kerusakan bahan pustaka merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Tujuan pelestarian dan pencegahan kerusakan bahan pustaka dapat disimpulkan sebagai berikut:
·         menyelamatkan nilai informasi dokumen
·         menyelamatkan fisik dokumen
·         mengatasi kendala kekurangan ruang
·         mempercepat perolehan informasi
Kegiatan Pemeliharaan bahan pustaka memiliki beberapa fungsi antara lain :
·         Fungsi perlindungan : upaya melindungi bahan pustaka dari beberapa faktor yang mengakibatkan kerusakan
·         Fungsi pengawetan : upaya pengawetan terhadap bahan pustaka agar tidak cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
·         Fungsi kesehatan : upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi bersih sehingga tidak berbau pengap dan tidak mengganggu kesehatan pembaca maupun pustakawan.
·         Fungsi pendidikan : upaya memberikan pendidikan kepada pembaca, bagaimana memanfaatkan bahan pustaka yang baik dan benar
·         Fungsi kesabaran : upaya pemeliharaan bahan pustaka membutuhkan kesabaran dan ketelitian.
·         Fungsi sosial : pemeliharaan bahan pustaka sangat membutuhkan keterlibatan dari orang lain
·         Fungsi ekonomi : pemeliharaan yang baik akan berdampak pada keawetan bahan pustaka, yang akhirnya dapat meminimalisasi biaya pengadaan bahan pustaka
·         Fungsi keindahan : dengan pemeliharaan yang baik, bahan pustaka di perpustakaan akan tersusun rapi, indah dan tidak berserakan, sehingga perpustakaan kelihatan indah dan nyaman.
Bahan pustaka terdiri atas berbagai jenis dan bermacam sifat yang dimilikinya. Dari sejarahnya, manusia menggunakan berbagai medium untuk merekam hasil karya mereka. Bahan yang dipergunakan sesuai dengan pengetahuan manusia serta teknologi pada zamannya. Bahan yang dikenal sebagai medium perekam hasil budaya manusia adalah: (1) tanah liat, (2) papyrus, (3) kulit kayu, (4) daun tal atau lontar, (5) kayu, (6) gading, (7) tulang, (8) batu, (9) logam (metal), (10) kulit binatang, (11) pergamen (parchmental) dan vellum, (12) leather (kulit), (13) kertas, (14) papan, (15) film, (16) pita magnetik, (17) disket, (18) video disk dan lain-lain. Semua bahan di atas bisa digolongkan sebagai bahan pustaka. Pustakaan dewasa ini terbuat dari kertas. Sedangkan di masa mendatang mungkin isi sebuah perpustakaan berupa kumpulan disket, karena teknologi komputer memungkinkan demikian. Kertas bisa dibuat dari berbagai serat yaitu:
·         serat binatang
·         serat bahan mineral
·         serat sintetis
·         serat keramik
·         serat tumbuh-tumbuhan.
Kekuatan kertas tergantung dari kekuatan serat sebagai bahan dasarnya. Bahan pustaka yang lain ialah bahan non-buku yang juga disebut bahan audiovisual, media teknologi, alat peraga dan sebagainya. Materi bahan non-buku begitu bervariasi. Karena itu dalam memelihara bahan non-buku diperlukan berbagai keahlian dan keterampilan khusus. Kita harus memahami apa yang disebut dengan hardware atau perangkat keras dan software atau perangkat lunak. Harus kita fahami cara meng-operasikan peralatan, cara memperbaiki kalau ada kerusakan, dan bisa memeliharanya sehingga bahan-bahan tersebut awet dan lestari.
            Selain manusia dan hewan, debu, jamur, zat kimia dan alam semesta juga bisa merusak bahan pustaka. Agar bahan pustaka tidak lekas rusak, setiap pustakawan harus mengetahui cara-cara merawat bahan pustaka. Karena itu, setiap pustakawan hendaknya mengetahui cara menyusun kembali dan mengangkut buku untuk dikembalikan ke rak, cara mengontrol buku yang dikembalikan oleh pembaca apakah pembaca merusakkan buku atau tidak. Mencegah masuknya binatang mengerat dan serangga ke perpustakaan juga merupakan hal penting yang harus diketahui seorang pustakawan. Begitu pula cara menghindari debu masuk ke perpustakawan cara, mengontrol suhu dan kelembaban ruangan. Tempatkan kapur barus dan akar di antara buku-buku agar serangga segan menghampirinya. Yang paling baik ialah menyediakan ruangan khusus untuk perbaikan bahan pustaka dengan petugasnya sekaligus, sehingga kalau diperlukan perbaikan bahan pustaka, dapat dikerjakan dengan cepat. Jangan menunggu kerusakan menjadi lebih berat. Cepatlah bertindak, jagalah selalu kebersihan dan kerapihan sehingga mengundang pembaca untuk memakai perpustakaan dengan baik, dan bagi pustakawan sendiri akan semakin senang bekerja dengan baik.
            Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen yang rusak, baik itu kerusakan kecil maupun kerusakan berat. Perpustakaan sebaiknya memiliki ruangan khusus untuk melakukan pekerjaan ini. Menambah buku berlubang oleh larva kutu buku atau sebab lainnya, menyambung kertas yang robek, atau menambal halaman buku yang koyak adalah pekerjaan yang mesti dapat dikerjakan. Mengganti sampul buku yang rusak total, menjilid kembali, atau mengencangkan penjilidan yang kendur adalah pekerjaan yang harus dikuasai oleh seorang restaurator. Berbagai macam kerusakan yang lain yang mungkin terjadi, tidak boleh ditolak oleh bagian pelestarian ini. Peralatan yang diperlukan, serta bahan dan cara mengerjakan perbaikan ini harus dipelajari benar-benar oleh seorang pustakawan atau teknisi bagian pelestarian. Setiap pustakawan harus dapat mencegah terjadinya kerusakan bahan pustaka. Kerusakan itu dapat dicegah jika kita mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka bermacam-macam bisa oleh manusia, oleh tikus, oleh serangga, dan lain-lain. Penggunaan sistem pengumpanan, peracunan buku, penuangan larutan racun ke dalam lubang rayap, memberikan lapisan plastik pada lantai dan menempatkan kapur barus di rak merupakan cara untuk dapat mencegah kerusakan bahan pustaka. Tentu saja pencegahan yang berhasil akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi perpustakaan. Cara mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh jamur,oleh banjir,oleh api, dan oleh debu. Dalam mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh jamur disarankan agar kelembaban udara ruangan harus dijaga tidak lebih dari 60% RH. Kapur sirih,arang ,silicagel atau mesin penyerap uap air yang bernama DEHUMIDIFIER dapat digunakan untuk menyerap uap air. Pemeriksaan kelembaban udara ruangan dan pembubuhan obat anti jamur pada buku merupakan salah satu cara mencegah kerusakan bahan pustaka. Pencegahan kerusakan bahan pustaka karena banjir dapat dilakukan dengan cara membersihkan lumpur dan pengeringan bahan pustaka. Hendaknya bahaya banjir bisa diantisipasi. Kerusakan oleh api dapat dicegah dengan menghindari kebakaran di antaranya dengan memeriksa kondisi kabel listrik secara rutin, penyediaan alat pemadam kebakaran, serta adanya aturan yang ketat misalnya dilarang merokok.
Upaya-upaya pencegahan kerusakan bahan pustaka kertas,Pemeliharaan Bahan Pustaka pada dasarnya ada 2 (dua) cara :
1. Pemeliharaan kondisi lingkungan bahan pustaka, yang meliputi :
·         mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh cahaya.
·         mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh suhu udara dan kelembaban udara
·         mencegah kerusakan dari faktor kimia, partikel debu, dan logam dari udara
·         mencegah kerusakan dari faktor biota dan jamur
·         mencegah kerusakan dari faktor air
·         mencegah kerusakan dari faktor kebakaran
·         melakukan fumigasi ; tindakan pengasapan yang bertujuan mencegah, h. mengobati dan mensterilkan bahan pustaka.
2. Pemeliharan kondisi fisik bahan pustaka meliputi :
Fumigasi
Agar bahan pustaka bebas dari penyakit, kuman, serangga, jamur, dan lainnya, bahan pustaka perlu diasapkan dengan bahan kimia tertentu yang disebut dengan fumigasi. Dalam mengadakan fumigasi pustakawan harus memperhitungkan jumlah bahan yang akan difumigasi dan luas ruang yang diperlukan. Dengan memperhatikan ruang yang ada maka dipilih pula fumigant yang akan dipergunakan, jenis-jenis fumigant, jumlah yang diperlukan serta lama fumigasi. Pustakawan juga harus memperhatikan bahaya dari pemakai zat-zat kimia untuk fumigasi. Tidak satu pun bahan kimia dapat dipakai tanpa alat pengaman, atau tanpa supervisi oleh orang yang berpengalaman dalam bidang ini. Menghilangkan Keasaman pada Kertas Keasaman yang terkandung dalam kertas menyebabkan kertas itu cepat lapuk, terutama kalau kena polusi. Bahan pembuat kertas merupakan bahan organik yang mudah bersenyawa dengan udara luar. Agar pengaruh udara tersebut tidak berlanjut, maka bahan pustaka perlu dilaminasi. Agar laminasi efektif, sebelum dikerjakan, bahan pustaka dihilangkan atau diturunkan tingkat keasamannya. Ada dua cara menghilangkan keasaman pada bahan pustaka, yaitu cara kering dan cara basah. Sebelum ditentukan cara yang mana yang tepat, maka perlu diukur tingkat keasaman pada dokumen. Ada berbagai alat pengukur tingkat keasaman dokumen yang dibicarakan dalam bahan pustaka ini, sehingga pustakawan dapat memilih cara mana yang paling mungkin untuk dikerjakan sesuai dengan kondisinya. Tinta yang dipergunakan untuk menulis bahan pustaka sangat menentukan apakah bahan pustaka akan dihilangkan keasamannya secara basah, atau secara kering. Kalau tinta bahan pustaka luntur, maka cara keringlah yang paling cocok.
Kalau menggunakan cara basah, harus diperhatikan cara pengeringan bahan pustaka yang ternyata cukup sukar dan harus hati-hati. Kalau hanya sekedar mengurangi tingkat keasaman kertas dan tidak akan dilaminasi, kiranya cara kering lebihaman, sebab tidak ada kekhawatiran bahan pustaka robek. Cara kering ini dapat diulang setiap enam bulan, sampai bahan pustaka dimaksud sudah kurang keasamannya dan dijamin lebih awet.
Laminasi dan Enkapsulasi
Setelah kertas dihilangkan atau dikurangi sifat asamnya, maka untuk memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali. Ada 2 cara laminasi yaitu laminasi dengan mesin dan dengan cara manual. Pertimbangan yang perlu diambil dalam melaminasi suatu bahan adalah bahan tersebut harus bersih dan dikurangi tingkat keasamannya. Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus bersih, kering dan bebas asam.
Penjilidan
Mengenal Bahan Jilidan
Buku bukan merupakan tumpukan kertas yang berdiri sendiri, tapi merupakan struktur yang satu sama lain saling terikat. Struktur buku terdiri atas: segi, foredge, kertas hujungan, badan buku, papan jilidan, ikatan timbul, groove, tulang pita kapital dan sebagainya. Agar struktur itu tidak lepas satu sama lainnya, maka buku perlu dijilid. Perlengkapan penjilidan meliputi: pisau, palu, pelubang, gunting, tulang pelipat, penggaris besi, kuas, gergaji, jarum, benang, pengepres, pemidang jahit, mesin potong dan sebagainya. Mutu kualitas jilid selain ditentukan oleh kemahiran dalam bekerja juga ditentukan oleh bahan yang digunakan. Bahan penjilid meliputi kertas, kain linen, perekat, benang dan kawat jahit. Arah serat kertas merupakan hal yang penting bagi pekerjaan penjilidan. Arah serat yang salah akan mengakibatkan jilidan tidak rapi dan lemah. Menyiapkan Penjilidan dan Jenis-jenis Penjilidan Sebelum dijilid, buku perlu dipersiapkan secara baik. Kekeliruan atau kekurangan dalam persiapan, dapat berakibat fatal dan mengecewakan. Juga merupakan pemborosan jika harus dijilid ulang.
Persiapan penjilidan meliputi dua hal yaitu: (1) penghimpunan kertas-kertas atau bahan pustaka, (2) penggabungan. Penghimpunan harus dikerjakan secara teliti, jangan salah mengurutkan nomor halaman. Kalau majalah, jangan salah mengurutkan nomor penerbitannya. Panjang-pendek, serta lebar kertas harus disamakan. Rapihkan sisi sebelah kiri agar pemotongan dan perapihan dapat dikerjakan untuk ketiga sisi yang lain. Petunjuk penjilidan harus disertakan, agar hasilnya sesuai dengan yang kita kehendaki. Dalam melakukan penggabungan kita harus melihat jilidan macam apa yang dikendaki sesuai dengan slip petunjuk penjilidan. Ada lima macam jilidan yang dapat dipilih: jilid kayu, signature binding, jilid lem punggung, jilid spiral, jilid lakban.



DAFTAR PUSTAKA
·         http://massofa.wordpress.com/2008/02/03/pelestarian-macam-sifat-bahan-pustaka-dan-latar-belakang-sejarahnya/

Share/Bookmark