13.11.10

Definesi Literasi Informasi Dari Berbagai Sumber

Pengertian literasi informasi yang sering dikutip adalah penegrtian literasi informasi dari American Library Association (ALA) :
information literacy is a set of abilities requiring individuals to “recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”.
Artinya, literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi seara efektif dan etis. (dalam Naibaho, 2007: 7-8)

Pengertian literasi informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah kemelekan terhadap informasi.
Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz (2004:356) mendefenisikan literasi informasi sebagai berikut: Information literacy is skilll in finding the information one needs, including and understanding of how libraries are organized, familiarity with resource they provide (including information formats and automated search tools), and knowledge of commonly used techniques. The concept also includes the skills required to critically evaluate information content and employ it affectively, as well as understanding of the technological infrastructure on which information transmission is based, including its social, political, and cultural context and impact. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber daya yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi) dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi. Hal ini termasuk kemampuan yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif seperti pemahaman infrastruktur teknologi pada transfer informasi kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik dan budaya serta dampaknya.
Menurut Shapiro (1996:31) Information literacy is refer to a new liberal art that extends from knowing how to use computers and access information to critical reflection on the nature of information itself, its technical infrastructure, and its social, cultural and even philosophical context and impact. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi ditujukan sebagai sebuah seni liberal baru dalam rangka mengetahui bagaimana menggunakan komputer, mengakses informasi dan berpikir secara kritis dalam informasi mereka, infrastruktur teknologi dalam kontes sosial, budaya, konteks filosofi dan dampaknya.
Menurut Bundy dalam Hasugian (2009:200) “Literasi informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan memanfaatkan informasi”. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas dalam laporan penelitian America Library Association’s Presidental Commite on Information Literacy (1989:1) dikatakan bahwa “information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectivelly the needeed information”. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya.
Berdasarkan perspektif pendidikan oleh Bruce (2003:3) dikatakan bahwa “Information Literacy defines as the ability to access, evaluate, organise and use information in order to learn, problem-solve, make decisions in formal and informal learning contexts, at work, at home and in educational settings”. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi merupakan sebuah kemampuan dalam mengakses, mengevaluasi, mengorganisir dan menggunakan informasi dalam proses belajar, pemecahan masalah, membuat suatu keputusan formal dan informal dalam konteks belajar, pekerjaan, rumah maupun dalam pendidikan.
Berdasarkan berbagai defenisi literasi informasi yang diuraikan di atas maka defenisi literasi informasi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi yang berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah.
Model literasi informasi
The Big 6 (An Information Problem-Solving Process)
Model literasi ini dikembangkan oleh dua pakar bernama Robert E. Berkowitz dan Michael B. Eisenberg pada tahun 1987. Berkowitz dan Eisenberg menamai model literasi informasi ini dengan the Big 6. Model literasi ini telah banyak digunakan di seluruh dunia antara lain Amerika Serikat, Italia, Belanda, Afrika Selatan, Taiwan, Selandia Baru dan Indonesia. The Big 6 terdiri dari 6 keterampilan dan 12 langkah. Tiap-tiap keterampilan memiliki beberapa langkah yaitu:

1. Task define
- Define the information problem
- Identify information needed
2. Information Seeking Strategies
- Determine all possible sources
- Select the best sources
3. Location and Access
- Locate sources (intellectually and physically)
- Find information within sources
4. Use of Information
- Engage (e.g., read, hear, view, touch)
- Extract relevant information
5. Synthesis
- Organize from multiple sources
- Present the information
6. Evaluation
- Judge the product (effectiveness)
- Judge the process (efficiency) (Eisenberg, 2007:1)
Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas diketahui bahwa model literasi the big 6 memiliki 6 keterampilan yaitu merumuskan masalah; strategi pencarian informasi yang mencakup menentukan dan memilih sumber informasi yang tepat; mengalokasi dan mengakses informasi sehingga dibutuhkan alat pencarian informasi misalnya OPAC; memanfaatkan informasi yang bisa dilakukan dengan membaca, mendengar, meraba; mensintesis informasi yang dapat dilakukan dengan cara menggorganisasi dan mempresentasikan informasi tersebut dan terakhir mengevaluasi informasi yaitu dalam mengevaluasi hasil yaitu efektifitasnya dan proses yaitu efisiensinya. Model the big 6 ini sangat bagus digunakan dalam memecahkan masalah, pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan.


Daftar pustaka

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Share/Bookmark

0 comments:

Posting Komentar