Ketika teman-temannya keluar berhamburan dari dalam kelas,
ikhsan cuman berjalan pelan memegangi perut buncitnya, seperti orang yang
sedang mengandung 9 bulan dia benar-benar berjalan pelan melewati pintu kelas.
khawatir dengan sikapnya tersebut bu guru pun mau menanya apa yang sedang terjadi
padanya, sebelum sempat mengucapkan sebuah pertanyaan, ikhsan buru-buru
menempelkan jari dimulutnya dan menunjuk-nunjuk perutnya kemudian mengelus
pantatnya, tanpa bertanya pun nampaknya bu guru telah mengerti apa yang sedang
terjadi, bu guru pun tertawa kecil.
Perjalanan hari ini nampaknya bakalan jadi perjalanan panjang
untuk kesekian kalinya bagi si montok yang bernama ikhsan Muhammad, jarak rumah
yang lumayan jauh dari sekolah memang sering ditempuhnya dengan berjalan kaki,
dengan tetap memegangi perut ia pun mencoba bernafas secara teratur dan tetap
konsentrasi jika sesuatu yang buruk tak ingin menimpanya, selangkah demi
selangkah ia jejakan kaki agar cepat sampai rumah, seolah meyakinkan diri
sendiri ikhsan pun berkata pelan “fokus san fokus” yang terus diucapkannya
berkali-kali.
Perjalanan pulang
belum sampe setengahnya ikhsan kelimpungan, keringat dingin mengucur deras
bagai aliran Niagara di pipi tembemnya, fokusnya sudah hampir pudar dia
benar-benar ingin pingsan, tiba-tiba suara samar dari kejauhan seperti
memanggil namanya, apakah ini pertanda akhir semua perjuangannya, ikhsan pun
mendongak kelangit meratapi nasibnya, suara tersebut makin lama makin dekat,
dan ikhsan pun makin pasrah dan menghentikan langkahnya dan mematung dipiggir
jalan, “hey san kamu kenapa?” ternyata suara yang dari tadi memanggil namanya
adalah suara temannya yaitu asep atau biasa dipanggil kudil.”oh kamu dil” sadar ikhsan kabur dari khayalannya,
“aku sakit perut dil pengen ee” lanjut ikhsan nyengir kudil pun
merasa iba sekaligus mencoba menahan tawa melihat nasib teman baiknya itu,
“bukannya ngomong dari tadi dong kalo sakit perut”“emang kamu bisa nolongin aku dil?” Tanya
ikhsan“bisalah, gampang urusan gitu doang” jawab
kudil sombong“serius nih dil bisa? soalnya ini antara
hidup dan mati” lanjut ikhsan sembari meringis kesakitan dan buru-buru mengatur
nafas.“masa gara-gara sakit perut aja bisa mati san?”
kudil heran“maksudnya hidup dan mati uang jajanku
dil,kalo aku ee lagi dicelana untuk kesekian kalinya mamahku mau motong uang
jajanku diganti sama bekal nasi dari rumah biar nggak jajan sembarangan, gitu”
terang ikhsan panjang dan lebar.“jadi mau nolongin aku gimana?” desak ikhsan
sudah tidak sabar“gampang ko san, kamu ambil kerikil kecil
terus kamu sakuin dicelana kamu semakin banyak semakin baik, dijamin deh kamu
nggak bakalan ee dicelana “ jelas kudil
tanpa pikir panjang ikhsan mengambil kerikil sebanyak mungkin
dan dimasukan kedalam saku celananya bahkan kedalam ranselpun dimasukin kerikil
kecil yang lumayan banyak, setelah selesai kudil pun bertanya “gimana san udah
gak terlalu sakit perut kan sekarang? sekarang pasti kamu nggak akan ee dicelana
deh aku jamin”. “iya dil lumayan agak enakan sekarang, bener-bener mujarab saran
dari kamu” jawab ikhsan riang. “nah sekarang kita pulang yuk, kemon!” ajak
ikhsan dengan penuh semangat.
Ikhsan pun sampe rumah dengan selamat dan bangga, kejadian
pahit ee dicelana 2 hari yang lalu tidak kembali dialaminya, dia pun memenuhi
panggilan alam di tempat yang semestinya yaitu di wc. Ketika tengah asik di wc,
suara lengkingan panjang memanggil namanya terdengar dari luar
“IKHSAAAAANNNN MUHAAMMMAD”ikhsan pun tergopoh gopoh keluar dari wc“sedang apa kamu?!?” Tanya mamah dengan muka
merah “ikhsan lagi ee mah, gak dosa kan mah?” jawab
ikhsan polos“iya gak dosa memang, tapi ini apa
dicelanaa?!?”Tanya mamah galak“ohhhhh itu, tenang mah itu kerikil kok”
cetus ikhsan santai“kata siapa kerikil coba kamu cek” suruh mah“beneran mah itu kerikil ko, tadi kan ikhsan
pas pulang sekolah pengen ee, ketemu si kudil dijalan, kata si kudil biar
ikhsan gak ee dicelana disuruh nyakuin kerikil
dicelana” terang ikhsan masih dengan muka santai“udah coba kamu cek dulu cepat!!” suruh mamah
gak terima alesan“tapi ini ikhsan belum cebok mah” jawab
ikhsan cengengesan“ gak usah cebok, udah sana cek dulu aja”
mamah tambah geramikhsan pun mengecek celana yang tadi dimasukan batu, seolah
tidak percaya ikhsan melempar celananya kemudian muntah-muntah gara-gara jijik
dan bau, ternyata tadi ikhsan tidak hanya memasukkan kerikil saja tapi juga
memasukkan ee kucing kedalam celananya karena saking semangatnya.
Hari itu bener-bener jadi hari yang apes buat ikhsan selain
uang jajannya yang dipotong selama seminggu ikhsan pun disuruh mencuci celana
bekas ee kucing dicelananya dan bekas muntah dilantai. Dan semoga saja ikhsan
pun tidak lupa mengecek apa yang ada di ranselnya jika tidak ingin kena tilang
sama bu guru besok pagi. tamat
Related Posts by Categories
Cerita Ikhsan Dengan Pantat Nakalnya
0 comments:
Posting Komentar